Cincin Kawin Pun Digadaikan

Rabu, 15 September 2010 // by Go Blog News // //
PEKANBARU - Nilai transaksi yang terjadi di Pegadaian Pekanbaru pada bulan Ramadan ini mengalami peningkatan sekitar 15 persen dari transaksi biasnya. Sejumlah warga "menyerbu" kantor pegadaian untuk mendapatkan dana segar dengan mejaminkan sejumlah barang bernilai.

Instansi BUMN yang memiliki motto "mengatasi masalah tanpa masalah" ini mendapatkan sejumlah barang jaminan dari warga. arang yang digadaikan para warga tersebt didominasi emas dan sebagain kecil barang - barang elektronik seperti TV, Laptop dan lainnya.



"Dua jenis barang itu yang paling banyak digadaikan warga dan memang itu yang kita terima. Kedepanya, kita menyarankan agar emas yang paling bagus untuk digadaikan sebab flapon pencairannya sekitar diatas 90 persen," kata Kepala cabang pegadaian Pekanbaru Kota, Windra Yesova, Kamis (2/9).


Berbagai macam jenis barang emas yang digadaikan warga. Sampai - sampai, cincin emas pernikahan pun digadaiakn juga. Saat ini, di pegadaian Pekanbaru Kota pun ada cicin pernikahan yang merupakan barang gadaian warga.

"Kalau itu (cincin pernikahan) ada juga. Saat ini ada sama kita cicin pernikahan warga. Itu memang sering. Pernah juga, kita lelang karena wwarga yang bersangkutan tak bisa melunasi pinjamannya. Kasihan juga, cicin yang penuh kenangan hilang karena tergadaikan," ucap Windra sembari tersenyum.

Untuk barang - barang elektronik, pihak pegadain sendiri cukup selektif untuk menerima menjadi barang gadaian. Sebab, terangnya, barang elektronik saat ini cepat turun harganya.

Menjelang Ramadan ini, memang kantor pegadaian banyak dikunjungi warga. Sebab, dengan proses yang lumayan cepat, sekitar 10 - 30 menit, sejumlah uang yang sesuai dengan harga barang yang digadaikan, akan didapat. Apalagi disaat ramadan ini dengan kebutuhan warga yang banyak.

Saat Tribun menyambangi kantor Pagadaian Pekanbaru Kota, sejumlah warga memang ada di dalamnya untuk melakukan proses penggadaian. Sulastri, seorang warga yang ditemui mengatakan kedatanganya ke kantor tersebut memang untuk menggadaikan sebuah barang demi mendapatkan sejumlah uang.

"Tau sendiri aja lah tujuan datang ke sini (pegadaian)," kata warga asal Kubang ini. Mengenai jenis barang gadaian serta jumlah uang dan keperluan, Sulastri enggan memberitahukan pada Tribun.

Dikatakan Windra, menjelang ramadan ini, mayoritas warga yang menggadaikan barangnya memiliki pekerjaan sebagai pedagang. Sebab, di masa ramadan ini, para pedagang butuh dana banyak dengan proses yang cepat agar bisa menampung berbagai jensi dagangan menyambut ramadan ini.

Untuk warga biasa, terangnya, menggadaikan sebuah barang untuk persiapan lebaran ini. Uang yang didapat digunakan untuk membeli perhiasan yang akan digunakan pada Idul Fitri nanti.

"Kalau warga biasa, menggadaikan barang itu untuk membeli perhiasan menyambut lebaran ini. Mereka biasanya tidak ingin mudik dengan polos saja tanpa ada perhiasan di tangan atau di leher. Budayanya memang seperti itu disini. Tapi setelah lebaran nanti, banyak yang mengembalikan," katanya.

Laporan bulan Agustus lalu, untuk Pegadaian Pekanbaru Kota, nilai transaksi mencapai Rp. 12 Miliar. Jumlah ini meningkat bila dibandingkan bulan sebelumnya yakni hanya sebesar Rp. 11 Miliar.

Windra menerangkan, kenaikan nilai transaksi terjadi saat awal puasa lalu yakni Selasa (10/8) lalu. Saat itu, warga yang datang ke pegadaian 60 persen meminjam uang dan sisanya menebus. Memasuki awal Agustus ini, keadaan di Agustus berbalik. "Setelah lebatran nanti, makin banyak yang menebus. Tapi setelah beberap hari, keadaan kembali normal," ujarnya.

Secara keseluruhan, untuk wilayah Kota Pekanbaru yang memiliki tiga cabang kantor pagadaian yakni Pegadaian Pekanbaru Kota, Kulim dan Nangka, mengalami kenaiakn jumlah transaksi. Opreasional Pegadaian Wilayah Riau dan Kepri, Hendri mengatakan nilai transaksi mencapai 27 Miliar untuk periode Agustus ini sedangkan bulan sebelumnya hanya Rp. 25 Miliar.

Namun untuk wilayah Riau dan Kepulauan Riau secara keseluruahan, nilai transaksi justru menurun pada Agustus ini bila dibadingkan periode Juli. "Ada penurunan pada periode Agustus ini untu sRiau dan Kepri. Klaau pada Juli nilai transaksi mencapai 144 Miliar tapi Agusus hanya 138 Miliar," kata Hendri. Ia mengatakan 97 persen barang gadaian berupa emas dan sisanya barang elektronik. (Palti Siahaan/pis)

* Sudah di Terbitkan di Tribun Pekanbaru

Followers